Selasa, 03 April 2012

Pengalaman Kerja

Kalau bicara tentang dunia kerja, pasti akan ada banyak cerita atau pengalaman-pengalaman yang tidak pernah terlupakan, begitupun dengan saya. Dari beberapa kali pindah kerja, saya juga ada beberapa pengalaman yang sampai sekarang selalu saya ingat.

Waktu itu saya bekerja sebagai staf Accounting di suatu perusahaan pakan ternak yang berlokasi di Bekasi, pada suatu saat kebetulan untuk posisi sebagai Manajer Accounting sedang kosong, disebabkan atasan saya di promosikan untuk menjadi GM, jadi otomatis perusahaan pun membuka iklan lowongan pekerjaan. Begitu surat lamaran berduyun-duyun datang dan saya ditugaskan oleh Direksi untuk menampungnya dan sekalian memilah-milah lamaran-lamaran yang memenuhi persyaratan.

Dan cerita lucu terjadi pada saat test dan interview, sebetulnya tugas untuk interview adalah Manajer Personalia dan Manajer Accounting, tapi berhubung waktu itu Manajer Accounting ada tugas yang sangat penting, maka beliau menyerahkan tugas interview kepada saya untuk mendampingi Manajer Personalia, awalnya saya menolak, karena menurut saya tidak logis, masa calon anak buah mesti mengetes dan mewawancarai calon atasannya, disamping itu saya sendiri belum pernah punya pengalaman untuk jadi interviewer di dunia kerja. Namun karena Manajer Accounting terus mendesak, maka mau tidak mau akhirnya saya pun menerima tugas tersebut.

Dan kamipun segera memulai tugasnya, satu per satu para pelamar kami minta masuk ruang tes. Awalnya saya sempat grogi juga, disamping ini adalah pengalaman pertama, juga karena begitu saya melihat dari daftar riwayat hidup mereka, mereka mempunyai pendidikan dan pengalaman kerja yang cukup bagus dibanding saya, sebab latar belakang pendidikan saya sendiri sebetulnya bukan dari Accounting, tapi saya dari Sistem Informasi dan pengalaman kerja saya sebelumnya adalah Staff Purchasing & Logistik di salah satu perusahaan swasta yang cukup besar.

Namun karena yang kami butuhkan adalah Manajer Accounting untuk Perusahaan Manufacture dan kebetulan saya juga sudah bergabung di perusahaan tersebut sekitar 1 tahun, maka sedikit banyak saya sudah cukup menguasai. Dan tes maupun interview pun lebih saya tekankan pada Accounting Produksi. Dan dari beberapa orang yang kami tes tsb, akhirnya saya mempunyai beberapa kandidat yang menurut saya sangat tepat untuk menjadi atasan saya nanti.

Dan keesokan harinya, saya laporkan hasil tes dan interview saya ke atasan dengan mencantumkan resume dan satu kandidat yang saya pikir sangat cocok.

Beberapa hari kemudian, atasan saya memberitahu bahwa hari Senin sang Manajer Accounting baru sudah mulai masuk, dan saya tanya sama beliau siapa yang akhirnya diterima. Beliau bilang bawha yang diterima adalah si D, dan jawaban beliau membuat saya sedikit kaget, sebab si D ini sedikitpun tidak saya referensikan untuk diterima, sedangkan yang saya referensikan adalah si A, begitu saya tanya alasannya kenapa si D yang diterima, beliau bilang karena permintaan gajinya yang paling rendah, owalah jadi percuma saya kemarin melakukan tes dan interview dengan sangat serius, kalau pada akhirnya yang diterima hanya berdasarkan pada rendahnya gaji yang diminta bukan pada kemampuan menajerial/intelektualitas.

Hari yang telah ditunggu pun tiba, saya hanya penasaran saja ingin tahu apa reaksi atasan baru saya nanti setelah tahu bahwa yang mengetes dan menginterview beliau adalah saya yang notabene akan menjadi anak buahnya. Setelah kendaraan diparkir, sayapun melangkahkan kaki menuju ke kantor dan saya lihat Bapak D, sang manajer accounting sudah datang duluan. Dan begitu saya masuk kedalam kantor, beliau mengucapkan salam seraya membungkukkan badan sebagai tanda hormat ke saya, dan dalam hati kecil, saya tertawa geli. Dan begitu saya memperkenalkan diri siapa sesungguhnya saya, beliaupun tertawa dan bilang, “sialan kartuku sudah kebuka duluan sama kamu Ndy ?” dan kami pun tertawa.

Tiga bulan sudah berlalu, melihat kinerja atasanku yang baru, mantan Manajer Accounting dan Direksi sering mengeluh kepada saya, dan saya pun dengan enteng menjawab, “Lho itu kan Bapak sendiri yang memutuskan, saya waktu itu tidak mereferensikan beliau (si D), tapi saya mereferensikan si A, walau gaji yang diminta memang agak tinggi sedikit, tapi dari hasil tes dan interview, saya yakin dia mampu untuk memegang posisi tsb.” Dan mereka hanya terdiam.

Dan tiga bulan berikutnya, melihat perkembangan kinerja si Manajer Accounting yang baru kurang memuaskan, maka Direksi pun memutuskan untuk tidak memperpanjangnya, dan saat itu kursi Manajer Accounting akhirnya kosong kembali dan kemudian diambil alih oleh mantan Manajer Accounting yang lama.

Sementara teman-teman kantor yang lain saling bergunjing, mereka bilang kenapa gak Ndy saja yang diangkat jadi Manajer Accounting, bukannya dia sudah tahu dan juga mampu. “Ndy, kamu jadi orang terlalu low profile sih !” kata mereka dan aku hanya tersenyum mendengar ucapan mereka.

Dan beberapa bulan kemudian, tepatnya pada bulan Oktober 2009 saya pun mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan pindah ke PT. Indometal Sedjati Enterprise Ltd yang berlokasi di Jakarta. Dan di sana saya juga punya cerita dan pengalaman yang tidak mungkin terlupakan.

1 komentar:

  1. cerita pengalamannya menairk, kamu memang sangat low profile tapi sifat itulah yg justru diincer perusahaan barumu kan? keep fighting yah. oh ya share dong ceritanya disini http://goo.gl/NqElNy

    BalasHapus